Pembaruan Islam di kota-kota tua membuat kaum tua yang ingin
mempertahankan tradisi mereka untuk mendirikan organisasi. Dari golongan
tradisionalisme muncullah reaksi positif tang beupa lahirnya sebuah organisasi
di kalangan mereka. Dan saat itu kebetulan di Hijaz sedang dilaksanakan Kongres
Islam sedunia pada tahun 1926. Ulama-ulama terkemuka pun membentuk lembaga yang
bernama Jam’iyatul Nahdlatul Ulama (NU) pada tanggal 31 Januari 1926, di
Surabaya. Organisasi itu didirikan oleh Kyai Haji Hasyim Ashari dan para ulama.
Organisasi ini bertujuan terhadap masalah ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Organisasi ini berpegang teguh pada Ahlusunnah wal jama’ah.
Pada dasarnya NU tidak berurusan denga masalah perpolitikan.
Diambillah keputusan untuk menentang perubahan-perubahan oleh para Wahabi dan
kaum reformis dalam kongres yang diadakan di Surabaya pada tanggal 28 Oktober
1928. Pertentangan kaum tradisionalis dan kaum reformis itu tidak dapat
dikurangi, kerjasama pun mereka lakukan dalam melakukan perubahan. NU adalah
organisasi yang aktif merubah cara berkhotbah mereka dari bahasa Arab menjadi
bahasa daerah agar mudah dipahami agar mudah dipahami oleh jamaahnya. Perubahan
tersebut memberikan dampak positif bagi para jama’ahnya. Cara berpikir mulai
dirubah oleh organisasi ini dengan perbaikan di bidang sosial dengan mulai
mendirikan rumah sakit, sekolah, rumah yatim piatu, dan merubah organisasi
menjadi lebih modern. Satu hal penting lagi adalah bangkitnya nasionalisme
modern, yakni nasionalisme non kesukuan yang merupakan modal penting dalam
pembentukan bangsa dan Negara di hari yang akan datang.
Ditahun 1935 NU mulai berkembang dengan pesat dengan adanya
cabang-cabang yang berjumlah 68 cabang dan 6.700 anggota. Dalam kongres di
Menes, Pandeglang, banten pada tahun 1938 NU berusaha memperluas pegaruhnya di
seluruh pulau Jawa. Wanita Nahdlatul Ulama Muslimat dan organisasi
pemudanya Organisasi Ansor pun dibentuk pada tahun 1940 dikongres di Surabaya.
0 Response to "Sejarah Organisasi NU"
Post a Comment